Review Ghost In The Shell (2017)
Kembali dengan review film, kali ini saya akan membuat review tentang film yang sedang cukup jadi perbincangan saat ini, Ghost In The Shell 2017 Sebuah film yang diadaptasi dari film animasi jepang (anime) yang pertama rilis pada tahun November 1995 yang juga mengadaptasi dari manga (komik jepang).
Sebenarnya saya tertarik untuk menonton film ini bukanlah karena saya suka dengan animenya, atau karena suka dengan manganya, tapi cuma karena ada Scarlett Johansson, the most beauty actress. (bagi saya LOL).
Berharap sih Film Ghost In The Shell 2017 ini akan membuat perbedaan dari semua film Hollywood yang mengadaptasi film anime atau manga jepang yang semuanya sejauh ini gagal, tapi sayangnya.. yah Ghost In The Shell 2017 sepertinya telah menambah jumlah dari film adaptasi manga yang gagal. kenapa saya bilang gagal? karena tidak bisa lebih baik dari versi aslinya, atau bahkan setidaknya menyamai.
[post_ads]
Sedari awal memang sudah menjadi perdebatan mengenai cast yang memerankan karakter Major, ini mengenai Ras, ada dua kubu. yang pertama menginginkan Major diperankan oleh actrees asia, dan yang lainya sudah tepat pemeranya Scarlett Johansson, dan saya ada pada kubu yang kedua. :D
Memang selalu seperti itu, menjadi polemik dan kontroversi, seperti halnya film dalam folder yang sama Avatar The Last Air Bender yang juga mengalami hal yang sama, tapi menurut saya Ghost In The Shell 2017 berbeda dengan The Last Air bender, karena memang pada versi animenya sendiri caract yang digambarkanpun sepertinya tidak melenceng jauh. dan bukan menjadi alasan film ini tidak mendapatkan tempat seharusnya.
Ghost In The Shell 2017 sebenarnya memberikan sinematografi yang unik dan luar biasa, tentang gambaran masa depan, tentang kemajuan teknologi dan fantasi eksentrik yang unik, sayangnya hal tersebut tidak dibarengi dengan pembawaan yang baik dalam cerita sendiri, padahal cerita adalah yang paling utama dalam film, jiwa dalam film. Ghost In The Shell 2017 seperti wanita sangat cantik unik dan seksi, hanya saja tanpa jiwa, seperti robot. yah memang terdengar miris, bagaimana film ini bisa di deskripsikan dengan karakter utama dari film sendiri. (major sang lady cyborg).
Yang pertama saya akan mengulik bagaimana kebingungan saya terhadap setting dari Ghost In The Shell 2017 ini, walaupun saya katakan sebelumnya bahwa film ini memiliki sinematografi yang unik dan luar biasa memang benar, tapi masalahnya adalah selalu ada pertanyaan sebenarnya setting tempat ini ada dimana? dengan penuhnya karakter-karakter dan orang jepang, atau detail detail jepang yang dominan tapi tidak dijelaskan secara gamblang sebnarnya dimana ini, apakah jepang puluhan tahun dari sekarang? atau negara baru dari united (persatuan antar bangsa) dan lain sebagainya? ketidak jelasan ini cukup menggangu saya.
[post_ads_2]
Kemudian masalah pentokohan, terasa dangkal dan kurang dalam, eksplorasi dan pengembangan karakter (yang menjadi jualan utama -seharusnya-) pada tokoh utama (major sang Cyborg) juga terkesan biasa saja, tidak bisa membawa penonton masuk lebih dalam dan memberikan atensi penuh terhadapnya,terlalu datar dan tidak memberikan entahlah saya sulit mendeskripsikanya.. mungkin makna lebih, sesuatu tentang emosi yah seperti itulah. intinya pentokohan dari Ghost In The Shell 2017 terbilang gagal.
Mungkin bagi saya yang menjadi satu satunya nilai plus dari film ini adalah bagaimana aksi heroes dan pertarungan serta engle-engle keren saja, yang setidaknya menolong Ghost In The Shell 2017 tidak terlalu tenggelam dan masih bisa dinikmati penontonya,
Sebenarnya saya tertarik untuk menonton film ini bukanlah karena saya suka dengan animenya, atau karena suka dengan manganya, tapi cuma karena ada Scarlett Johansson, the most beauty actress. (bagi saya LOL).
Berharap sih Film Ghost In The Shell 2017 ini akan membuat perbedaan dari semua film Hollywood yang mengadaptasi film anime atau manga jepang yang semuanya sejauh ini gagal, tapi sayangnya.. yah Ghost In The Shell 2017 sepertinya telah menambah jumlah dari film adaptasi manga yang gagal. kenapa saya bilang gagal? karena tidak bisa lebih baik dari versi aslinya, atau bahkan setidaknya menyamai.
[post_ads]
Sedari awal memang sudah menjadi perdebatan mengenai cast yang memerankan karakter Major, ini mengenai Ras, ada dua kubu. yang pertama menginginkan Major diperankan oleh actrees asia, dan yang lainya sudah tepat pemeranya Scarlett Johansson, dan saya ada pada kubu yang kedua. :D
Memang selalu seperti itu, menjadi polemik dan kontroversi, seperti halnya film dalam folder yang sama Avatar The Last Air Bender yang juga mengalami hal yang sama, tapi menurut saya Ghost In The Shell 2017 berbeda dengan The Last Air bender, karena memang pada versi animenya sendiri caract yang digambarkanpun sepertinya tidak melenceng jauh. dan bukan menjadi alasan film ini tidak mendapatkan tempat seharusnya.
Ghost In The Shell 2017 sebenarnya memberikan sinematografi yang unik dan luar biasa, tentang gambaran masa depan, tentang kemajuan teknologi dan fantasi eksentrik yang unik, sayangnya hal tersebut tidak dibarengi dengan pembawaan yang baik dalam cerita sendiri, padahal cerita adalah yang paling utama dalam film, jiwa dalam film. Ghost In The Shell 2017 seperti wanita sangat cantik unik dan seksi, hanya saja tanpa jiwa, seperti robot. yah memang terdengar miris, bagaimana film ini bisa di deskripsikan dengan karakter utama dari film sendiri. (major sang lady cyborg).
Yang pertama saya akan mengulik bagaimana kebingungan saya terhadap setting dari Ghost In The Shell 2017 ini, walaupun saya katakan sebelumnya bahwa film ini memiliki sinematografi yang unik dan luar biasa memang benar, tapi masalahnya adalah selalu ada pertanyaan sebenarnya setting tempat ini ada dimana? dengan penuhnya karakter-karakter dan orang jepang, atau detail detail jepang yang dominan tapi tidak dijelaskan secara gamblang sebnarnya dimana ini, apakah jepang puluhan tahun dari sekarang? atau negara baru dari united (persatuan antar bangsa) dan lain sebagainya? ketidak jelasan ini cukup menggangu saya.
[post_ads_2]
Kemudian masalah pentokohan, terasa dangkal dan kurang dalam, eksplorasi dan pengembangan karakter (yang menjadi jualan utama -seharusnya-) pada tokoh utama (major sang Cyborg) juga terkesan biasa saja, tidak bisa membawa penonton masuk lebih dalam dan memberikan atensi penuh terhadapnya,terlalu datar dan tidak memberikan entahlah saya sulit mendeskripsikanya.. mungkin makna lebih, sesuatu tentang emosi yah seperti itulah. intinya pentokohan dari Ghost In The Shell 2017 terbilang gagal.
Mungkin bagi saya yang menjadi satu satunya nilai plus dari film ini adalah bagaimana aksi heroes dan pertarungan serta engle-engle keren saja, yang setidaknya menolong Ghost In The Shell 2017 tidak terlalu tenggelam dan masih bisa dinikmati penontonya,
- [message]
- Penilaian Akhir Saya
-
Judul : Ghost In The Shell (2017)
Rilis : 2017-03-31
Suttradara : Rupert Sanders
IMDB : http://www.imdb.com/title/tt1219827/
Diulas oleh : Ichiro Fahmi
Lainya : http://bit.ly/2mnlCtp
Rating : 6.8 dari 10
Tanggal diulas : 2017-04-03
Deskripsi : Menambah satu lagi Film Remake Anime oleh Hollywood yang tidak berhasil, walaupun dengan sinematografi dan action keren, cerita dan pentokohan terasa dingin, datar dan tanpa emosi.
){kind=link}
Posting Komentar untuk "Review Ghost In The Shell (2017)"
Jangan Lupa untuk centang NOTIFY ME atau BERI TAHU SAYA agar kalian tahu bahwa saya sudah membalas atau menjawab pertanyaan kalian.