Review Beauty And The Beast (2017)
Sepertinya beberapa tahun belakang Walt Disney sedang gencar-gencarnya menghidupkan kembali film film animasi populer mereka terdahulu, dari Cinderela, Alice in the Wonderland, Jungle Book sampai kini Beauty And The Beast. sebenarnya hal ini tidak mengherankan, karena disadari atau tidak dahulu kita juga mungkin akan berfikir dan membayangkan jika animasi animasi (2D) itu ada di dunia nyata (3D) "bagaimana ya?" tapi sayangnya waktu itu tidak memungkinkan karena keterbataan teknologi, berbeda dengan sekarang, dimana semua fantasi-fantasi itu bisa dan dapat direlisasikan di film.
[post_ads]
Beauty And The Beast (2017), mungkin hampir setiap orang akan memiliki bayangan dan spekulasi cerita sebelum menonton karena memang sudah pernah menonton versi klasik animasinya, apalagi fakta bahwa Beauty And The Beast sendiri sudah memiliki basis penggemarnya sendiri, tentu hal ini jelas mengakibatkan batasan dalam naskah Beauty And The Beast (2017) agar tidak berubah terlalu jauh, hal ini juga akan membatasi bagaimana film ini akan membuat impresi baru selain film animasi berubah menjadi live action.
Ternyata, Beauty And The Beast (2017) berhasil membuat semua orang terkesan, bukan hanya karena efek live action dan cu,a menjadi remake saja. Beauty And The Beast (2017) mampu menyempurnakan cerita dan naskah asli dari film terdahulunya tanpa mengubah sesuatu yang menjadi inti dari Beauty And The Beast sendiri. bagaimana timeline yang lebih rapi, lebih teliti dan menghilangkan semua prasangka dan pertanyaan bawa sadar kalian, misalkan saja penjelasan mengenai umur pangeran (beast) atau asal mula keberadaan Chip, (si cangkir kecil putera Mrs. Potts) tentu pada film lamanya akan menjadi distracted tersendiri. walau simple, dan kecil tapi mampu membuat perubahan yang signifikan pada film sendiri.
Kemudain pada karakter, pentokohan, Beauty And The Beast (2017) juga sukses membuat karakter karakter fantasi lebay (sorry) terdahulu menjadi lebih baik dan relevan untuk zaman sekarang, misalkan saja sosok pemeran utama Belle (Emma Watson) yang dibuat berbeda dengan Belle versi klasik, lebih solid and Bolt, ini bisa kalian lihat jelas di filmnya nanti.
[post_ads_2]
Selain itu interaksi antar tokoh juga dibuat lebih dalam, dan halus, bukan sekedar peremuan dan yah sudahlah" atau "anak dan ayah yang entah kenapa tidak terasa dekat" pada versi klasiknya, sang sutradara (Bill Condon) sepertinya sukses menambal lubang tersebut.
Walau terkesan dari ulasan saya diatas terjadi perubahan besar-besaran tapi sejatinya tidak demikian, yah memang kalian akan merasakan perubahan besar, tapi bukan berarti Beauty And The Beast (2017) ini meninggalkan cerita dan inti dari versi klasiknya, hanya detail detail kecil namun berimbas signifikan, tembalan tembalan yang membuat Beauty And The Beast (2017) menjadi lebih berisi dan lebih kuat.
[post_ads]
Beauty And The Beast (2017), mungkin hampir setiap orang akan memiliki bayangan dan spekulasi cerita sebelum menonton karena memang sudah pernah menonton versi klasik animasinya, apalagi fakta bahwa Beauty And The Beast sendiri sudah memiliki basis penggemarnya sendiri, tentu hal ini jelas mengakibatkan batasan dalam naskah Beauty And The Beast (2017) agar tidak berubah terlalu jauh, hal ini juga akan membatasi bagaimana film ini akan membuat impresi baru selain film animasi berubah menjadi live action.
Ternyata, Beauty And The Beast (2017) berhasil membuat semua orang terkesan, bukan hanya karena efek live action dan cu,a menjadi remake saja. Beauty And The Beast (2017) mampu menyempurnakan cerita dan naskah asli dari film terdahulunya tanpa mengubah sesuatu yang menjadi inti dari Beauty And The Beast sendiri. bagaimana timeline yang lebih rapi, lebih teliti dan menghilangkan semua prasangka dan pertanyaan bawa sadar kalian, misalkan saja penjelasan mengenai umur pangeran (beast) atau asal mula keberadaan Chip, (si cangkir kecil putera Mrs. Potts) tentu pada film lamanya akan menjadi distracted tersendiri. walau simple, dan kecil tapi mampu membuat perubahan yang signifikan pada film sendiri.
Kemudain pada karakter, pentokohan, Beauty And The Beast (2017) juga sukses membuat karakter karakter fantasi lebay (sorry) terdahulu menjadi lebih baik dan relevan untuk zaman sekarang, misalkan saja sosok pemeran utama Belle (Emma Watson) yang dibuat berbeda dengan Belle versi klasik, lebih solid and Bolt, ini bisa kalian lihat jelas di filmnya nanti.
[post_ads_2]
Selain itu interaksi antar tokoh juga dibuat lebih dalam, dan halus, bukan sekedar peremuan dan yah sudahlah" atau "anak dan ayah yang entah kenapa tidak terasa dekat" pada versi klasiknya, sang sutradara (Bill Condon) sepertinya sukses menambal lubang tersebut.
Walau terkesan dari ulasan saya diatas terjadi perubahan besar-besaran tapi sejatinya tidak demikian, yah memang kalian akan merasakan perubahan besar, tapi bukan berarti Beauty And The Beast (2017) ini meninggalkan cerita dan inti dari versi klasiknya, hanya detail detail kecil namun berimbas signifikan, tembalan tembalan yang membuat Beauty And The Beast (2017) menjadi lebih berisi dan lebih kuat.
- [message]
- Penilaian Akhir Saya
- Judul : Beauty And The Beast (2017)
Rilis : 2017-03-17
Suttradara : Bill Condon
IMDB : http://www.imdb.com/title/tt2771200/
Diulas oleh : Ichiro Fahmi
Lainya : http://bit.ly/2mnlCtp
Rating : 8.5 dari 10
Tanggal diulas : 2017-04-02
Deskripsi : Sebuah film legenda dan sudah menjadi dongeng dibuat ulang dan dibuat lebih nyata, penambalan detail kecil yang berdampak besar sukses membuat Beauty And The Beast 2017 lebih awesome
Posting Komentar untuk "Review Beauty And The Beast (2017)"
Jangan Lupa untuk centang NOTIFY ME atau BERI TAHU SAYA agar kalian tahu bahwa saya sudah membalas atau menjawab pertanyaan kalian.